Monday 9 January 2017

DUA6022 : KOMUNIKASI DAN PENYIARAN DALAM ISLAM

BATAS PERGAULAN DAN PANTANG LARANG DARI SEGI SOSIO BUDAYA DAN AGAMA

DISEDIAKAN OLEH:
  • NURUL AIN NADIA BT AHMAD FUAD                          02DAT14F2027
  • NUR FARADIYANA BT MOHD ZAMZAM                      02DAT14F2005  
  • NUR ALWANI KHAIRUNISA BT ANUAR                       02DAT14F2014
  • NUR ATIKAH BT SAMSUDDIN                                      02DAT14F2020
 DISEDIAKAN UNTUK: 
 PUAN YUSIDAWATI 




PENGENALAN
Tuhan mencipta manusia lelaki dan perempuan. Tuhan juga mencipta syariat untuk mereka. Dalam syariat islam, ada sesetengah hukum dan peraturan berbeza diantara lelaki dan perempuan dan ada yang tidak berbeza. Dalam melaksanakan tanggungjawab masing-masing kadangkala berlaku pergaulan dia antara lelaki dan perempuan, lebih-lebih lagi dalam masyarakat kini. Islam juga tidak melarang umatnya berurusan sesama manusia, lelaki dan perempuan namun perlu diingatkan bahawa ada garis panduan syarak dalam setiap perkara.
Pantang larang merupakan kepercayaan masyarakat zaman lampau berkaitan dengan adat dan budaya warisan nenek moyang. Pantang larang adalah sesuatu perkara yang menyekat kita dari melakukan sesuatu kerana ada keburukan disebaliknya. Pantang larang selalunya diamalkan oleh orang-orang tua dalam kalangan masyarakat Melayu, Cina dan India. Kebanyakan pantang larang diturunkan secara lisan turun temurun. Ini bertujuan untuk mendidik masyarakat khususnya generasi muda agar dapat membawa kepada penerapan nilai-nilai baik yang boleh diamalkan dalam kehidupan.
Menurut kamus dewan, sosiobudaya bermaksud hubungan masyarakat dengan budaya seperti cara hidup dan adat istiadat dan sebagainya.  Oleh yang demikian, kepelbagaian sosiobudaya boleh didefinisikan sebagai hubungan masyarakat yang mempunyai perbezaan budaya dalam wilayah yang sama dan hidup bersama. Islam turut mempunyai takrif tersendiri mengenai sosiobudaya ini. Sosiobudaya menurut islam ialah amalan yang berupa gaya hidup dan peradaban sesuatu masyarakat yang lahir dari akidah dan petunjuk Islam, bersangkutan dengan akhlak dan pergaulan masyarakat itu dalam berbagai bidang penghidupan mereka, bagi meransang pembangunan masyarakat berkenaan menurut yang diredhai oleh Tuhan.

OBJEKTIF
a) Membina sebuah negara yang berbilang kaum yang hidup kekal aman dan makmur berlandaskan setiap pegangan agama.


b) Mengekalkan adab dan menjaga batas pergaulan antara lelaki dan perempuan merurut aspek sosio budaya  dan agama.

 c) Mewujudkan sebuah kaum yang mementingkan pantang larang yang tersendiri


KONSEP BATAS PERGAULAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan oleh Allah swt. Allah swt menciptakan manusia sedemikian rupa, manusia juga merupakan makhluk yang paling sempurna diantara ciptaan Allah swt yang lainnya, Allah menciptakan manusia begitu sempurna karena manusia merupakan khalifah di muka bumi ini. Ada dua jenis manusia yang diciptakan oleh Allah swt, yaitu laki – laki dan perempuan. Firman Allah swt dalam Al-qur’an surat Al-Hujurat ayat 13 :
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Allah berfirman bahwa Ia menciptakan manusia berbangsa – bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenali. ertinya, Allah swt memerintahkan manusia untuk bersosialisasi dan saling bergaul satu dengan yang lain. Allah swt juga menjelaskan di dalam ayat ini bahwa manusia diciptakan berbeza-beza dari berbagai suku dan bangsa, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dengan apa yang dimiliki orang tersebut karena sesungguhnya yang paling mulia dihadapan Allah swt adalah orang yang paling bertakwa.
Pergaulan merupakan suatu fitrah bagi manusia karena sesungguhnya manusia merupakan makhluk sosial. Manusia juga memiliki sifat tolong-menolong dan saling memerlukan satu dengan yang lain. Namun, di zaman sekarang ini banyak remaja yang terlibat dalam kemaksiatan akibat salah pergaulan.Hal ini dapat terjadi kerana pergaulan tidak berlandaskan agama sehingga mudah tergoyahkan oleh arus pergaulan yang bersifat negatif.

Semakin terbiar pergaulan bebas di kalangan remaja, mengharuskan para remaja belajar tentang pergaulan yang benar secara islam dan sesuai syariatpada masa kini. Sebenarnya tidak hanya pergaulan terhadap berlainan jenis yang saat ini sedang merebak di masyarakat tetapi hubungan antara anak dan orang tua juga banyak penyimpangan seperti adanya pembunuhan seorang ibu oleh anaknya, hal itu juga disebabkan oleh iman si anak yang masih lemah dan goyah. Sebenarnya di dalam Al-qur’an telah dijelaskan hubungan antara laki-laki dan perempuan ,hubungan sesama jenis, hubungan antara anak dan orang tua, hubungan antara muslim dan bukan muslim, dan masih banyak lagi yang lainnya.  Namun bagi mereka yang baru saja mengetahui peraturan ini cenderung merasa tertekan karena pergaulan dalam islam begitu kaku dan tidak seperti pergaulan yang umum ditemui di masyarakat.

Adab – adab pergaulan dalam islam :
  • Pertamahendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat berlainan jenis secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata secara bebas. Perhatikanlah firman Allah berikut ini,
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (QS. 24:30)
Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Maka jagalah kedua biji mata ini agar terhindar dari tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang kedua!” (HR. Abu Daud).
  • Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara berbusana islami agar terhindar dari fitnah. Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman,
Dan Katakanlah kepada perempuan-perempuan Yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang Yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali Yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya Dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka Yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka Yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki Yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak Yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa Yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Wahai orang-orang Yang beriman, supaya kamu berjaya. (An-Nuur : ayat 31).
Batasan aurat bersama bukan mahram (ajnabi)
  1. Lelaki – antara pusat ke lutut
  2. Wanita – seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan
• Berpakaian sopan menurut syara’, yaitu tidak tipis sehingga menampakkan warna kulit, tidak ketat sehingga menampakkan bentuk badan dan tudung dilabuhkan melebihi paras dada. Tidak salah berpakaian asalkan menepati standar pakaian Islam.
• Hayati pemakaian kita di dalam solat. Sebagaimana kita berpakaian sempurna semasa mengadap Allah, mengapa tidak kita praktikkan dalam kehidupan di luar? Sekiranya mampu, bermakna solat yang didirikan berkesan dan berupaya mencegah kita daripada melakukan perbuatan keji dan mungkar.
• Jangan memakai pakaian yang tidak menggambarkan identitas kita sebagai seorang Islam. Hadith Nabi SAW menyebutkan : “Barangsiapa yang memakai pakaian menjolok mata, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat kelak..” ( Riwayat Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai dan Ibnu Majah)
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman,
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan juga kepada istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. 33: 59)

  • Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina (QS. 17: 32) misalnya berkhalwat (berdua-duaan) dengan berlainan jenis yang bukan mahram. Nabi bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan (HR. Ahmad).
  • Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang boleh ‘membangkitkan selera’. Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam firman Allah,
“Hai para istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf.” (QS. 33: 31).
Berkaitan dengan suara perempuan Ibnu Katsir menyatakan, “Perempuan dilarang berbicara dengan laki-laki asing (non mahram) dengan ucapan lunak sebagaimana dia berbicara dengan suaminya.” (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3)
Wahai isteri-isteri Nabi, kamu semua bukanlah seperti mana-mana perempuan Yang lain kalau kamu tetap bertaqwa. oleh itu janganlah kamu berkata-kata Dengan lembut manja (semasa bercakap Dengan lelaki asing) kerana Yang demikian boleh menimbulkan keinginan orang Yang ada penyakit Dalam hatinya (menaruh tujuan buruk kepada kamu), dan sebaliknya berkatalah Dengan kata-kata Yang baik (sesuai dan sopan). (Al-Ahzaab : 32).
Melunakkan suara berbeza dengan merendahkan suara. Lunak diharamkan, manakala merendahkan suara adalah dituntut. Merendahkan suara bermakna kita berkata-kata dengan suara yang lembut, tidak keras, tidak meninggi diri, sopan dan sesuai didengar oleh orang lain. Ini amat bertepatan dan sesuai dengan nasihat Luqman AL-Hakim kepada anaknya yang berbunyi : “Dan sederhanakanlah langkahmu semasa berjalan, juga rendahkanlah suaramu (semasa berkata-kata), Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai” (Surah Luqman : ayat 19). Penggunaan perkataan yang baik ini perlu dipraktikkan sama ada melalui perbualan secara langsung tidak langsung , contohnya melalui SMS, Yahoo Messengger ataupun apa yang ditulis di dalam Facebook kerana menggambarkan keperibadian penuturnya.
  • Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan berlainan jenis, termasuk berjabat tangan sebagaimana dicontohkan Nabi saw, “Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan wanita.” (HR. Malik, Tirmizi dan Nasa’i).
Hadith Nabi SAW : “Sesungguhnya kepala yang ditusuk besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya.” (Riwayat At-Tabrani dan Baihaqi). Selain itu, dari Aisyah :”Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membait.”(Riwayat Bukhari).
Dalam keterangan lain disebutkan, “Tak pernah tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada umatnya agar melakukan tindakan preventif sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan syaitan.
Selain dua hadits di atas ada pernyataan Nabi yang demikian tegas dalam hal ini, beliau bersabda: “Seseorang dari kamu lebih baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani).
  • Keenam, hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara lelaki dengan wanita dalam satu tempat. Hal ini diungkapkan Abu Asied, “Rasulullah saw pernah keluar dari masjid dan pada saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau berkata: “Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan; bagian kalian adalah pinggir jalan (HR. Abu Dawud).
Selain itu Ibnu Umar berkata, “Rasulullah melarang laki-laki berjalan diantara dua wanita.” (HR. Abu Daud).


JENIS-JENIS PERGAULAN
1.      Pergaulan Seorang Muslim dengan bukan Muslim
Dalam perkara-perkara umum (sosial) kita tetap menjalin hubungan yang baik dengan bukan muslim sekalipun. Contoh baik: Nabi berdiri ketika iring-iringan jenazah bukan muslim melewati beliau. Kita perlu tahu bahwa ada tiga jenis bukan muslim yaitu kafir harbi, kafir dzimmi, dan kafir mu’aahad. Masing-masing mendapat perlakuan yang berbeda. Dalam masalah aqidah dan ‘ubudiyah, kita tegas terhadap bukan muslim. Seperti: kita tidak mengucapkan dan menjawab salam kepada mereka, tidak mengikuti ritual ibadah mereka, dan semacamnya.
2.   Pergaulan Sesama Muslim
Sesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu bangunan yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya. Pergaulan sesama muslim dibalut dengan ukhuwah islamiyah. Derajat-derajat ukhuwah islamiyah adalah alamatus shadr wal lisan wal yad, yuhibbu liakhihi maa yuhibbu linafsih, dan iitsaar.
Ada banyak hak saudara kita atas diri kita, diantaranya sebagaimana dalam hadits Nabi yaitu jika diberi salam hendaknya menjawab, jika ada yang bersin hendaknya kita doakan, jika diundang hendaknya menghadirinya, jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk, jika ada yang meninggal hendaknya kita solatkan dan kita hantar ke pemakamannya, dan jika dimintai nasihat hendaknya kita memberikannya. Selain itu, sesama muslim juga tidak saling memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya, berusaha membantu dan meringankan bebannya, dan sebagainya.
3.Pergaulan dengan Orang tua dan Keluarga
Bersikap santun dan lemah lembut kepada ibu dan bapa, terutama jika telah lanjut usianya. Jangan berkata ‘ah’ kepada keduanya. Terhadap keluarga, hendaknya kita senantiasa saling mengingatkan untuk tetap taat kepada ajaran Islam. Sebagaimana Nabi telah melakukannya kepada Ahlu Bait. Dan Allah berfirman: Quu anfusakum wa ahliikum naara.
4.    Pergaulan dengan Tetangga
kita perlu menghormati semua tetangga kita. Contohnya dengan tidak menzalimi, menyakiti dan mengganggu jiran tentangga. kita perlu saling bantu membantu dan tidak mementingkan diri sendiri bagi mewujudkan suasana yang harmoni.

PANTANG LARANG DALAM AGAMA DAN BUDAYA
     Pantang larang merupakan kepercayaan mayarakat Melayu zaman lampau berkaitan dengan adat dan budaya warisan nenek moyang. Pantang larang adalah sesuatu perkara yang menyekat kita dari melakukan sesuatu kerana ada keburukkan disebaliknya. Ia selalunya diamalkan oleh orang-orang tua dikalangan masyarakat Melayu, Cina dan India. Kebanyakan pantang larang diturunkan secara lisan turun kemurun. Pentingnya pantang larang sebagai adat yang perlu dipatuhi jelas diungkapkan melalui pepatah “biar mati anak, jangan mati adat.”
     Pantang larang yang dikenakan oleh orang tua-tua bertujuan untuk mendidik masyarakat khususnya generasi muda agar dapat membawa kepada penerapan nilai-nilai baik yang boleh diamalkan di dalam kehidupan. Sebahagian Pantang larang sudah menjadi amalan atau prinsip dalam kehidupan hari ini.
     Segala pantang larang sebenarnya diperturunkan untuk kebaikan kaum itu sendiri seperti pantang larang semasa perkahwinan, perayaan dan juga semasa menganudung.Sebenarnya pantang larang yang diturunkan oleh nenek moyang mementingkan penjagaan kesihatan diri agar seseorang sentiasa sihat dan cergas.
     Walaupun kaum Melayu, kaum Cina dan kaum India mempunyai pantang larang semasa perkahwinan, perayaan dan juga mengandung tetapi pantang larang yang diamalkan oleh kaum-kaum adalah berbeza.Inilah menunjukkan Malaysia terdiri daripada kaum majmuk.

 PANTANG LARANG PERKAHWINAN KAUM MELAYU
       Apabila telah ditetapkan hari perkahwinan bermakna bermulalah pantang larang buat bakal mempelai itu. Apa yang ditetapkan harus diikuti utk kebaikan diri mereka. Ia bukanlah menjaid kewajipan tetapi sudah menjadi satu budaya dlm masyarakat melayu. Walaupun bakal pengantin zaman sekarang jarang disebutkan perkara ini kepada mereka, tidak rugi jika apa-apa pantang larang yg difikirkan sesuai masih boleh diikuti.
     Pantang larang bermula dengan jangan keluar dengan pasangan selama 40 hari sebelum diijabkabul untuk mengelakkan tohmahan masyarakat. Selain itu ia bertujuan untuk mengawal nafsu. Ia juga untuk menimbulkan perasaan rindu dendam. Perasaan yang timbul akan membuatkan wajah pengantin lebih berseri.Psangan tersebut juga tidak dirumah orang takut terkena ilmu. Ia juga untuk menjaga nama baik keluarga.
     Selain itu, pasangan dilarang bebas keluar kemana-mana kerana takut dissantau oleh mereka yang mempunyai niat tidak baik. Jangan makan nasi dengan gulai berkuah beberapa bulan sebelum naik pelbagai mengelakkan perut buncit. Pengantin juga dilarang bercermin terutama selepas Maghrib ke atas bagi mengelakkan diri dari perkara sihir.Pasangan juga dilarang membuang air kecil dan air besar serentak di dalam air contohnya dalam sungai, kerana ia boleh melemahkan organ seks.
     Pasangan perlu elakkan diri daripada terkena cahaya matahari kerana dikhuatiri hitam dan tidak berseri pada hari perkahwinan. Mereka juga elakkan keluar rumah tanpa rujuan kerana angan-angan yang tinggi menjelang perkahwinan dikhuatiri bakal pengantin mengalami kemalangan jika berada diluar.
     Orang-orang tua melayu dahulu selalu mengingatkan anak cucunya supaya tidak melanggar pantang larang .Pantang larang perlu dipatuhi untuk mengelakkan berlaku sesuatu kejadian yang tidak baik.


PERKAHWINAN KAUM CINA
     Bakal pengantin tidak digalakkan untuk menghadiri majlis kebumian selama 3 bulan sebelum dan selepas majlis perkhawinan.
     Hiasan dalam majlis perkhawinan tidak digalak untuk menggunakan warna putih, biru tua, hitam dan hijau.
     Dalam bilik tidur bakal pengantin baru, katil, meja dan almari perlu diletakkan dalam kedudukan yang biasa dan bukannya sudut bilik.
    Nombor genap sering digunakan dalam majlis perkhawinan. Menurut keparcayaan orang cina, majlis perkhawinan yang tidak mengikut protokol yang ditetapkan adalah perkhawinan yang tidak sah.

PANTANG LARANG SEMASA PEKAHWINAN ORANG INDIA
       Perkahwinan kaum India di Malaysia diklasifikasikan kepada beberapa jenis iaitu Tamil tirumanam, eliyat tirumanam dan vaitiikat tirumanam. Terdapat banyak adat dan pantang larang perlu diikut oleh kaum India semasa perkahwinan.
    Pantang larang semasa merisik adalah bakal pasangan akan saling membalas kunjungan ketika merisik. Tetapi ketika rombongan bakal pengantin perempuan, bakal pengantin perempuan dilarang ikut serta kerana dianggap tidak sopan.
    Selain itu, sebelum majlis perkahwinan berlangsung, kad jemputan perlu disediakan dan dibuat berdasarkan almanak Hindu tanpa kesilapan, jika terdapat kesilapan bermakna perkahwinan tersebut Akan tidak dapat dijalankan dengan lancar.
    Jika jamuan perkahwinan dilakukan di kuil, maka hanya sayur-sayuran boleh dihidangkan kepada para tetamu dan makanan lain tidak boleh dihidangkan terutamanya daging lembu, kerana agama Hindu melarang makan daging lembu.
   Kesimpulannya, pada zaman modem sekarang ramai kaum India juga terus mematuhi adat dan pantang larang yang diwarisi oleh nenek moyang kerana keadaan ini membuktikan tradisional budaya dan unik terhadap kaum India.

CARA MENGATASI
1. Mengamalkan sikap perpaduan dalam perhubungan

Perpaduan merupakan isu yang boleh dilihat dari pelbagai dimensi. Peranannya merangkumi sistem nilai, psikologi, perasaan, sikap, pemikiran dan tingkah-laku setiap individu. Faktor agama pula bertindak sebagai pencorak dalam mengaplikasikan unsur-unsur tersebut dalam kehidupan masyarakat


2.   Mengamalkan toleransi dalam pergaulan.

Toleransi merupakan amalan dan persiapan masyarakat Malaysia untuk bersedia hidup bersama dalam keadaan aman damai. Toleransi dalam konteks bangsa dan agama bererti setiap ahli masyarakat berhak untuk menjalankan aktiviti kehidupan seharian, dan melaksanakan ajaran agama masing-masing serta mengamalkannya tanpa halangan. Semua penganut agama di sisi undang-undang Negara adalah sama.

3.   Menyemai pergaualan dengan persefahaman dan sifat hormat-menghormati

Masyarakat majmuk di Malaysia mempunyai pelbagai adat dan budaya yang tersendiri. Kepelbagaian adat dan budaya ini menjadikan Malaysia menjadi negara yang istimewa sama ada dari aspek berpakaian, makanan, pantang –larang dan cara hidup serta amalan keagamaan. Oleh itu, bagi memastikan kepelbagaian ini dapat dilangsungkan dengan murni dan bebas, setiap kaum dan bangsa perlu kepada saling memahami keperluan masing-masing.
Persefahaman dalam masyarakat Malaysia yang terdiri dari berbilang bangsa dan agama ini adalah penting untuk mengekalkan dan meningkatkan perpaduan kaum. Sensitiviti setiap agama dan bangsa perlu didedahkan agar masing-masing faham-memahami tuntutan agama masing-masing dan pantang larang adat kaum masing-masing. Pendedahan ini boleh dilakukan melalui sistem pendidikan, media dan berdialog mengikut batas-batas yang tertentu.




KESIMPULAN                         
Pergaulan merupakan interaksi antara manusia. Setelah melaksanakan kertas kerja ini kami mendapati pergaulan memainkan peranan penting dalam kehidupan seharian. Namun, setiap perkara di dunia datang dengan dua aspek, positif dan negatif. Oleh itu, dalam bergaul, kami percaya kita sebagai manusia perlu bersandarkan syariat Allah dan hadis Rasulullah. Hal ini supaya, implikasi negatif hasil daripada pergaulan yang tidak berlandaskan syariat iaitu  pergaulan bebas dapat dihindarkan secara efisien. Tambahan lagi, melalui kertas kerja ini, kami dapat mengetahui inisiatif yang boleh dilakukan bagi membendung gejala pergaulan bebas menyeluruh kepada semua pihak seperti individu itu sendiri, ibu bapa, masyarakat, dan juga negara. Setiap pihak perlu memainkan  peranan masing-masing supaya hal ini dapat dibanteras secara efisien. Selain itu, kami dapat mempelajari, adab-adab yang perlu di patuhi agar kita sebagai manusia tidak melanggar batas yang telah ditetapkan Allah dan yang disampaikan oleh Rasulullah. Peribahasa yang bersesuaian dengan tajuk kertas kerja yang kami lakukan ini adalah
„Mencegah itu lebih baik daripada merawat”. Sebelum sesuatu yang buruk berlaku, adalah
sebaiknya kita cuba sehabis baik untuk mencegahnya. Walau bagaimanapun, manusia hanya merancang, hanya Allah yang menentukan.

No comments:

Post a Comment